Efektivitas Betta splendens dan Pterophyllum scalare sebagai Predator Jentik Culex sp untuk Penanggulangan Filariasis

https://doi.org/10.33860/bjkl.v4i1.4055

Authors

  • zikir Poltekkes Kemenkes Palu
  • Tjitrowati Djaafar Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Palu
  • Hanum Sasmita Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu
  • Ros Arianty Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu
  • Herlina Susanto S Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu
  • Mustafa Mustafa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu https://orcid.org/0000-0001-7108-8239

Keywords:

Efektivitas, ikan cupang, ikan manfihs, jentik culex sp

Abstract

Latar Belakang: Pemberantasan nyamuk secara kimiawi dapat meningkatkan resistensi nyamuk terhada racun tersebut, oleh karna itu perlu dilakukannya pengendalian sacara biologis dengan menggunakan predator alami yaitu ikan cupang hias dan ikan hias manfihs.Tujuan:  untuk mengetahui efektivitas antara ikan cupang hias (betta splendens crown tail)  dan ikan hias manfihs (pterophyllum scalare) sebagai predator jentik culex sp dalam upaya penanggulangan filariasis. Metode: Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Murni dengan rancangan penelitian desain pra-eksperimen yaitu perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X) kemudian dilakukan pengukuran (Observasi) atau post test (O2). Hasil: ikan cupang hias (Betta splendens crown tail) lebih efektif dibandingkan dengan ikan hias manfihs (Pterophyllum scalare) dalam memakan jentik Culex sp. Pada 1 jam pertama Ikan cupang hias mampu memakan sebanyak 25 jentik Culex Sp dari 5 kali pengulangan, sedangkan Untuk Ikan hias manfihs pada 1 jam pertama hanya mampu memakan rata-rata 23 jentik Culex Sp dari 5 kali pengulangan. Kesimpulan: ikan cupang hias lebih efektif dibandingkan ikan hias manfihs sebagai predator jentik Culex sp. Saran untuk Tenaga kesehatan dan puskesmas dapat menggunakan ikan cupang hias (Betta splendens crown tail) sebagai predator alami dari jentik Culex sp dalam upaya penanggulangan filariasis

References

Sukendra DM, Shidqon MA. Gambaran Perilaku Menggigit Nyamuk Culex sp. sebagai Vektor Filariasis Wuchereria Bancrofti. J Pena Med [Internet]. 2016;6(1):19–33. Available from: https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article/view/375

Ariati J, Perwitasari D, RES RN, Marina R, Lee PYA. Deteksi Mikrofilaria Wuchereria Brancrofti Dan Brugia Sp Pada Spesies Nyamuk Pasca Pemberian Obat Pencegahan Massal (Popm) Di Beberapa Kabupaten Di Indonesia. J Ekol Kesehat. 2020;19(3):174–83.

Ghofur A, Hadisaputro S, Sayono S, Ganda Gumilar A. Potensi Keanekaragaman Umur Nyamuk Culex quinquefasciatus Sebagai Vektor Filariasis Di Daerah Endemis Kota Pekalongan. J Kesehat Kusuma Husada. 2024;15(1):35–41.

Astriana Y, Afni N, Andri M, Yani A. Analisis Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi. J Kolaboratif Sains. 2022;5(1):36–44.

Tyas SR, Hafiar H, Sani A. Manajemen Kampanye Eliminasi Kaki Gajah Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Di Kabupaten Bogor Campaign Management of Elephantiasis Elimination. PRofesi Humas [Internet]. 2017;2(1):57–72. Available from: http://jurnal.unpad.ac.id/profesi-humas

Meier CJ, Rouhier MF, Hillyer JF. Chemical Control of Mosquitoes and the Pesticide Treadmill: A Case for Photosensitive Insecticides as Larvicides. Vol. 13, Insects. 2022.

Hadidsyah S, Sudaryanto S, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta J. Perbedaan Kemampuan Predasi Ikan Cupang Hias (Betta splendens crown tail) Dan Ikan Kepala Timah (Panchax panchax) Terhadap Kematian Jentik Nyamuk Aedes aegypti. Sanitasi, J Kesehat Lingkung. 2014;5(4):185–90.

Santoso H, Sutanto A, Alamsyah N, Zen S. Daya Predasi Ikan Pemakan Jentik Nyamuk Aedes Sp. Bioedukasi. 2022;13(01):122–6.

Wahid DJN. Pengaruh Konsentrasi Rendaman Air Sekam Padi Terhadap Daya Atraktan Nyamuk Culex sp. Universitas Islam Sultan Agung Semarang; 2019.

Juariah S, Irawan MP. Biolarvasida Ekstrak Etanol Kulit Nanas (Anananscomosus L. Merr) Terhadap Larva Nyamuk Culex Sp. Unnes J Public Heal. 2017;6(4):232–6.

Rahmi R, Rahmi Amir, Usman. Biokontrol Ikan Pemangsa Jentik Dalam Pemberantasan Vektor Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Dangue (DBD) Di Kota Parepare. J Ilm Mns Dan Kesehat. 2018;1(3):265–71.

Huang YJS, Higgs S, Vanlandingham DL. Biological Control Strategies for Mosquito Vectors of Arboviruses. Vol. 8, Insects. 2017.

Eba K, Duchateau L, Olkeba BK, Boets P, Bedada D, Goethals PLM, et al. Bio-Control of Anopheles Mosquito Larvae Using Invertebrate Predators to Support Human Health Programs in Ethiopia. Int J Environ Res Public Health. 2021 Feb;18(4).

Rahmi R, Rahmi Amir, Usman. Biokontrol Ikan Pemangsa Jentik Dalam Pemberantasan Vektor Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Dangue (DBD) Di Kota Parepare. J Ilm Mns Dan Kesehat. 2018;1(3):265–71.

Siti Mutmainah, Eko Prasetyo LS. Daya Predasi Ikan Cupang (Betta splendens) Dan Ikan Guppy (Poecilia reticulate) Terhadap Larva Instar III Nyamuk Aedes aegypti Sebagai Upaya Pengendalian Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). J Sains Nat Univ Nusa Bangsa. 2014;4(2):98–106.

Puspayanti N. Teknik Pengelolaan Telur Dan Perkembangan Embrio Ikan Manfish (Pterophyllum scalare Schultze) Di Balai Pengembangan Dan Penelitian Budidaya Ikan Hias Depok Jawa Barat. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Dan Kepulauan Pangkep; 2016.

Sofiana L. Uji Lapangan Ikan Sebagai Predator Alami Larva Aedesaegypti Di Masyarakat (Studi Kasus di Daerah Endemis DBD Kelurahan Gajahmungkur Kota Semarang). Unnes J Public Heal. 2013;2(4):1–9.

Published

2024-06-30

Issue

Section

Articles